Peningkatan permintaan konsumen
bukanlah berarti ‘tanpa masalah’ bagi sebuah bisnis. Keberhasilan satu program
tertentu di suatu departemen pasti akan
menimbulkan ‘masalah baru’ di departemen
lainnya. Walaupun ‘masalah baru’ yang dimaksudkan cenderung berupa ‘tantangan’
untuk pengembangan program perusahaan yang lainnya.
Sangat disayangkan bila permintaan
konsumen kita sia-siakan, apalagi kita tolak. Hampir semua usaha tidak akan
menolak permintaan konsumen, kecuali karena kendala tertentu yang tidak bisa
terhindarkan. Dalam kondisi hypercompetition
seperti saat ini, menolak konsumen dan membuatnya kecewa dapat menjadikan
mereka berpindah pada pesaing. Untuk mengembalikan mereka kepada kita
diperlukan usaha yang lebih keras dan biasanya juga lebih mahal.
Permasalahan yang sering muncul
adalah ketika peningkatan permintaan konsumen, tidak diimbangi dengan kapasitas
produksi yang memadai. Keterbatasan kapasitas produksi ini bisa menyangkut
mesin dan fasilitas lain, sumberdaya manusia, tempat/ruangan, daya listrik, dan
lainnya. Dalam hal keterbatasan mesin atau peralatan produksi, ada dua pilihan
bagi manajemen untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, yaitu menambah
fasilitas produksi atau sub-order ke perusahaan lain. Keputusan untuk mengambil
salah satu pilihan tersebut bukanlah keputusan sederhana. Kemampuan analisis
manajemen sangat dibutuhkan, selain keberanian dalam mengambil dan menjalankan
keputusan tersebut.
MENAMBAH
FASILITAS PRODUKSI
Menambah kapasitas mesin agar dapat
menghasilkan produk sesuai haparan konsumen, merupakan keputusan investasi yang
strategik dalam suatu usaha. Membeli mesin berarti investasi pada aktiva tetap
yang berpengaruh pada operasional perusahaan jangka panjang. Oleh karena itu perencanaan
dan pengambilan keputusan yang matang diperlukan karena dana yang tertanam
membutuhkan waktu pengembalian yang panjang. Dalam konsep manajemen keuangan,
hal itu disebut dengan capital budgeting.
Capital budgeting diperlukan karena
belanja modal yang dilakukan perusahaan biasanya menyangkut dana besar sehingga
berpengaruh terhadap keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Dalam melakukan capital budgeting kita harus memperhatikan faktor internal dan
faktor eksternal perusahaan. Besarnya aset, jumlah karyawan, dana yang
dimiliki, luas ruang produksi, daya listrik, merupakan sebagian faktor internal
perusahaan yang dapat kita kendalikan. Sedangkan faktor-faktor yang sulit kita
kendalikan diantaranya adalah: permintaan pasar, harga barang modal, inflasi, suku
bunga, peraturan pemerintah, selera konsumen, dan sebagainya. Faktor-faktor
inilah yang akan membantu kita untuk memutuskan dalam pembelian mesin.
Capital
budgeting memiliki arti penting bagi suatu perusahaan, karena 1) dana yang
dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu panjang, 2) investasi dalam aktiva
tetap menyangkut harapan terhadap penjualan di masa datang, 3) pengeluaran dana
investasi biasanya dalam jumlah besar, dan 4) kesalahan dalam pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang
panjang dan berat serta tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian. Dengan
demikian sangatlah penting bagi perusahaan untuk melakukan penilaian terhadap
rencana investasi tersebut. Penilaian investasi harus dilihat dari aspek pasar,
teknis, manajemen, keuangan, hukum, sosial dan ekonomi.
Dari sisi aspek keuangan, kita dapat
menilai kelayakan investasi pembelian mesin dengan beberapa metode berikut.
Pertama, Payback Period. Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa cepat dana yang ditanamkan dalam investasi akan
kembali. Lebih cepat tentu lebih baik. Kedua, Net Present Value (NPV). Metode ini digunakan untuk melihat selisih
antara nilai sekarang aliran kas masuk bersih yang akan diterima perusahaan dengan
investasinya. Harapannya tentu NPV positif, karena hal itu berarti dana yang
masuk selama umur investasi lebih besar dari dana yang dikeluarkan. Ketiga, Internal Rate of Return (IRR), untuk
melihat tingkat pengembalian sebenarnya yang dihasilkan dengan adanya investasi
tersebut. Semakin besar nilai IRR maka semakin menarik sebuah investasi itu.
Terakhir, Profitability Index (PI),
melihat perbandingan antara aliran kas masuk bersih dengan nilai investasi yang
dikeluarkan. Harapannya tentu lebih lebih dari 1, karena berarti aliran kas masuk lebih dari kas keluarnya.
Hal yang sangat penting dalam
penilaian kelayakan di atas adalah ketepatan prediksi perusahaan pada tingkat
penjualan di masa yang akan datang, dengan adanya investasi tersebut. Oleh karena
metode-metode tersebut didasarkan pada pendapatan di masa datang yang belum
terjadi.
Tentu saja aspek keuangan bukanlah
penentu utama dalam keputusan pembelian mesin baru. Kelebihan yang akan kita
peroleh bila menambah fasilitas produksi juga pada fleksibilitas dalam
mengontrol proses produksinya sehingga kualitas produksi sesuai dengan standar
perusahaan kita. Di samping itu, kita juga dapat membantu mengurangi
pengangguran karena setiap mesin pasti membutuhkan operator.
SUB ORDER KE
PERUSAHAAN LAIN
Alternatif yang mungkin dapat juga
kita pilih untuk memenuhi peningkatan permintaan pasar adalah bekerjasama
dengan perusahaan lain berupa sub-order. Proses produksi kita serahkan pada
perusahaan lain yang memproduksi produk sama dengan perusahaan kita. Keputusan
ini memiliki kelebihan antara lain 1) konsumen tetap dapat dilayani 2) tidak
diperlukan dana besar untuk investasi 3) perusahaan dapat fokus pada core product-nya sesuai dengan
sumberdaya yang dimiliki.
Meski demikian sub order juga tidak
lepas dari berbagai masalah. Permasalahan perbedaan standar kualitas salah satunya.
Nama perusahaan kita yang dipertaruhkan jika kualitas produk akhirnya tidak
sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh konsumen. Sulit bagi kita untuk
melakukan pengendalian kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
Selain hal itu, seringkali sub order menimbulkan kesulitan dalam
mengatur jadwal terutama bagian produksi, yang berdampak pada ketepatan waktu
penghantaran produk kita kepada konsumen. Kita harus tergantung pada schedule produksi dari perusahaan
penerima sub order kita.
Biaya sebagai akibat sub order pastilah lebih tinggi
dibandingkan bila order tersebut kita
kerjakan sendiri. Biaya yang lebih tinggi ini akan berdampak pada harga jual
produk kita. Kesulitan bersaing akan kita dapati bila produk kita berharga
sedikit lebih tinggi dari produk pesaing.
Jika sub-order dilakukan terus
menerus secara jangka panjang, hal ini juga berarti perusahaan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, dan ketergantungan
kita pada perusahaan sub-order semakin besar.
Dengan berbagai kelebihan dan
kekurangan tersebut di atas, perusahaan dapat mengambil keputusan apakah tetap
dengan sub-order atau melakukan investasi baru pada fasilitas produksi untuk memenuhi
permintaan konsumen. Keputusan apapun yang akan dipilih, sangat dipengaruhi
oleh kondisi internal perusahaan dan keberanian pimpinan untuk menghadapi risiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar