Rabu, 24 Oktober 2012

PEMIMPIN BARU vs INVESTOR



Pemilukada DKI telah usai. Pelantikan layaknya pesta rakyat digelar pada Senin, 15 Oktober 2012, menandai resminya pemimpin baru mereka. Seiring dengan itu, pastilah masyarakat menghendaki terjadinya perubahan yang lebih membawa peningkatan kesejahteraan bagi warganya. Masyarakat dari berbagai lapisan dan profesi menaruh banyak harapan. Pemimpin baru, harapan baru!
Untuk memenuhi harapan-harapan baru warganya, seorang pemimpin mesti dituntut untuk melakukan perubahan. Pemimpin yang telah terbukti keberhasilannya dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik adalah pemimpin yang sangat diidamkan oleh bawahannya. Dengan demikian setiap pemimpin harus siap menjadi ‘agen perubahan’, karena dialah yang memiliki authority, kekuasaan, dan kewenangan untuk mengubah sesuatu.  Investor sebagai salah satu bagian dari masyarakat juga memiliki harapan-harapan baru terhadap kepemimpinan yang baru. Para investor yang telah atau akan menginvestasikan modalnya, berharap bahwa keputusan-keputusan dari pemimpin baru di daerah tersebut akan lebih membawa kemudahan mereka dalam berinvestasi di berbagai bidang. Untuk itulah, perlu kiranya kita memahami kembali peran pemimpin dan harapan investor terhadap kepemimpinan tersebut.

PEMIMPIN PERUBAHAN
Keberhasilan sebuah organisasi (termasuk wilayah/daerah) sangat dipengaruhi oleh pemimpinnya, baik dari sisi perilaku kepemimpinan ataupun peran yang dijalankan oleh pemimpin tersebut dalam pencapaian tujuan organisasi. Seorang pakar kepemimpinan mengemukakan bahwa pemimpin dalam organisasi non-profit memiliki beberapa peran. Pertama, pemimpin sebagai pemberi visi dan strategi, maksudnya pemimpin adalah seorang yang bertanggungjawab untuk menggerakkan organisasi kearah yang benar. Pemimpin menetapkan, menyebarkan, dan mengembangkan visi dengan jelas serta menunjukkan cara-cara baru di masa yang akan datang. Kedua, pemimpin sebagai politisi dan juru bicara, artinya pemimpin berperan sebagai penasehat, juru bicara, dan sebagai negosiator dengan jalan membangun hubungan dengan pihak-pihak berkepentingan. Ketiga, pemimpin sebagai pelatih (coach), maksudnya didalam diri pemimpin telah tertanam sifat membangun teamwork dan membina orang-orang dalam team tersebut. Selain itu, pemimpin juga berperan membangun kepercayaan dan pemberi semangat serta inspirasi bagi anggotanya. Keempat, pemimpin sebagai agen perubahan. Ia mempunyai pengaruh besar dalam pengambilan keputusan untuk suatu perubahan, memperkenalkan program-program baru, menciptakan strategi kerja sama dengan masyarakat. Keberanian dalam melakukan restruktur organisasi dan inovasi merupakan ketrampilan tersendiri yang harus ia lakukan.

Sebagai agen perubahan, seorang pemimpin hendaknya melakukan 4 (empat) tahapan agar perubahan yang dilakukan berakhir pada kesuksesan. Pertama, keinginan untuk berubah (desire of change). Setiap individu harus merasakan adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan, yang berupa kekurangan atau ketidakpuasan terhadap apa yang telah terjadi selama ini, serta adanya keinginan untuk melakukan peningkatan. Kedua, pencairan (unfreezing). Dalam tahapan ini, seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi dengan menggunakan pendekatan tertentu sehingga setiap individu siap untuk berubah. Ketiga, mengubah (changing), yang meliputi pemberian perubahan pada setiap individu melalui pembelajaran baru pada sikap mereka. Dalam hal ini, individu diberi informasi baru, model perilaku baru, dan cara baru dalam memandang sesuatu sehingga mereka belajar dengan sikap baru. Tahap terakhir adalah memantapkan (refreezing) perubahan baru untuk membuat jadi permanen.
Berdasarkan uraian peran pemimpin dan tahapan keberhasilan perubahan tersebut, jelaslah bahwa harapan-harapan baru dari masyarakat tidaklah mungkin dapat terwujud tanpa dukungan dari masyarakat itu sendiri.

HARAPAN INVESTOR
Setiap investor pasti ingin mendapatkan nilai tambah atau keuntungan dari dana yang mereka investasikan dalam suatu bisnis tertentu. Keuntungan tersebut akan mereka peroleh bila bisnisnya berhasil. Keberhasilan sebuah bisnis sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Salah satu unsur dalam lingkungan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan sebuah bisnis adalah lingkungan hukum, yaitu lingkungan yang dibentuk berdasarkan hubungan antara pihak pemerintah dan para pebisnis.
Pihak pemerintah menetapkan berbagai perundangan, peraturan, maupun kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan bisnis. Hal ini dilakukan karena kegiatan bisnis memang memerlukan landasan hukum agar memperoleh perlindungan hukum. Jaminan perlindungan hukum diwujudkan dalam bentuk ‘kepastian hukum’. Pebisnis yang taat hukum harus memperoleh jaminan pemenuhan hak-hak hukumnya, sedangkan pebisnis yang melanggar hukum harus dijatuhi sanksi hukum. Terdapat berbagai macam hukum yang berhubungan dengan kegiatan bisnis, yaitu: hukum dagang/bisnis, hukum keperdataan, hukum administrasi, hukum pajak, dan hukum pidana. Dengan berbagai macam jenis hukum tersebut, para pebisnis akan mengetahui hak dan kewajiban dalam menjalankan bisnisnya.
Bagi para pebisnis, apapun peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, yang terpenting adalah menguntungkan bagi bisnisnya. Berbagai harapan pebisnis diantaranya adalah iklim usaha yang kondusif, kondisi ekonomi yang baik, kemudahan atau kelonggaran perijinan, kemudahan dalam pengembangan usaha, dan perlakuan yang adil. Investor lokal berharap pemerintah lebih percaya kepada mereka dibandingkan kepercayaan yang diberikan kepada investor dari luar daerah. Investor nasional berharap pemerintah lebih percaya kepada mereka dibandingkan kepercayaan yang diberikan kepada investor asing.
Tidak salah kiranya bila para investor juga menaruh harapan baru pada pemimpin baru. Karena dengan authority, kekuasaan, dan kewenangan yang dimiliki, seorang pemimpin dapat melakukan sesuatu untuk memenuhi harapan-harapan baru investor. Namun di pihak lain, para investor juga harus menyadari bahwa pemenuhan harapan tersebut tidak murni di tangan pemimpin, tetapi juga perlu dukungan dan kesadaran mereka untuk selalu melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Sehebat apapun seorang pemimpin, tidak akan dapat melakukan kepemimpinannya dengan baik bila tidak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang dipimpinnya. Semoga bermakna.


 (dipublikasikan di HARIAN JOGJA, Minggu 21 Oktober 2012)

Rabu, 18 Juli 2012

PEMIMPIN IDEAL

ada yang bilang bahwa pemimpin ideal adalah......

1. yang mampu bersikap adil terhadap semua bawahannya
2. yang mampu memenuhi keinginan semua bawahannya
3. yang mampu memberikan teladan kepada bawahannya
4. yang rela berkorban untuk bawahannya
5. yang tidak menaikkan kesejahteraan pribadinya
6. yang memiliki human relations bagus
7. yang memiliki 'kecerdasan emosional n spiritual' tinggi
8. yang memiliki latarbelakang individu hebat dan 
    membanggakan: harmonis dengan pasangan 
    hidupnya, sholeh & sholehah anak-anaknya, serta
    pengakuan lingkungan sosialnya


kalau begitu.....

enakan jadi bawahan donk


Rabu, 04 Juli 2012

KETIKA ANAKKU KECEWA


"Allah sudah mengatur semua kehidupan kita. Tidak ada yang pantas kita sesali bila keinginan kita tidak terpenuhi. Kewajiban kita hanyalah mensyukuri semua yang telah terjadi, karena semua yang telah terjadi dalam kehidupan kita ini adalah ketentuan dariNYA" Hanya kalimat ini yang mampu kukatakan pd anakku saat target mereka tidak terpenuhi......

Ketika anakku kecewa dengan hasil nilai unasnya sehingga tidak mungkin bisa diterima di SMA yang diidamkannya, kubilang pada Arman "Allah telah mengatur semuanya dengan sempurna. Mimpi mas untuk sampai ke Olimpiade sulit terwujud bila mas sekolah di SMA yang nuansa akademiknya sangat tinggi. Mungkin itulah kenapa Allah memberi nilai unas 35,70 untuk mas Arman. Berarti, Allah sudah membukakan jalan buat mas untuk menjadi RAJA ANGGAR DUNIA"

Ketika anakku yang lain merasa pesimis dengan cita-citanya, kubilang pada Arhim "Apabila kita meminta kepada Allah, pasti Allah akan memberinya" Buta warna, turunan dari mbah kakung tsy, merupakan faktor penghambat keinginannya untuk masuk ke SMK PENERBANGAN. Mungkin karena tidak henti-hentinya anakku memohon padaNYA, saat detik-detik terakhir Arhim akan menjalani test masuk di sekolah tersebut, yang pendaftarnya sangat membludak, datanglah kemudahan itu. Alhamdulillah, Arhim lolos seleksi masuk di sekolah yang dia idamkan, dan saat ini sedang terapi untuk pembebasan BW-nya itu.....Hasil? Hanya Allah yang kuasa menentukan!!!

Ketika anak perempuanku kecewa dengan keinginannya yang tidak terpenuhi, kubilang pada Berli "Seringkali Ibu mengalami hal yang sama dengan yang adik alami seperti ini. Tapi kita harus sadar bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa terpenuhi. Lihat saudara n temanmu,lebih banyak khan keinginan mereka yang tidak terpenuhi. Bersyukurlah, dengan bersyukur kita akan semakin menyadari bahwa Allah sangat sayang pada kita"

Benar, Allah sangat sayang padaku.......

Subhanallahu
Alhamdulillah
La Illaha Illallahu
Allahu Akbar 

Jumat, 29 Juni 2012

PELAYANAN PRIMA, PENINGKAT LABA



Setiap usaha pasti berharap adanya peningkatan laba, khususnya untuk perusahaan yang profit-oriented. Meningkat tidaknya laba usaha kita tergantung pada besarnya pendapatan yang mampu kita raih dan biaya yang kita keluarkan. Apabila kita bicara tentang pendapatan, pasti berhubungan dengan strategi untuk memperoleh pendapatan sebesar-besarnya. Sedangkan bila kita bicara tentang biaya, pasti terpikir sebuah strategi untuk menekan biaya sebesar-besarnya.

MAKSIMISASI  PENDAPATAN
Pada dasarnya, pendapatan diperhitungkan dari banyaknya produk yang mampu kita jual dikalikan dengan harga jual produk tersebut. Harga jual produk sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya produksi dan ketatnya persaingan di industri bersangkutan, selain juga dipengaruhi oleh margin yang kita inginkan. Dengan demikian, kita tidak dapat berbuat banyak terhadap harga jual produk. Dalam arti bahwa bila kita memasang ‘harga tinggi’ untuk produk kita justru akan menguntungkan pesaing kita.
 Oleh karena kita tidak dapat seenaknya sendiri dalam penentuan harga jual, maka satu-satunya harapan kita untuk meningkatkan pendapatan perusahaan adalah dengan menjual produk sebanyak-banyaknya. Marketer  berperan penting dalam hal ini, sesuai dengan tugas utamanya yaitu mencari konsumen baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Mencari konsumen baru membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan yang sudah dimiliki. Selain lebih mahal, mempengaruhi seseorang untuk membeli produk kita bukanlah hal yang mudah, apalagi bila sebelumnya mereka telah terbiasa mengkonsumsi produk dari perusahaan pesaing kita. Dengan demikian, harapan terbesar kita untuk meningkatkan penjualan adalah dari pelanggan yang sudah pernah membeli produk kita. Permasalahannya, apa yang dapat kita harapkan dari mereka dan bagaimana cara mempengaruhi mereka supaya tetap menjadi pelanggan kita?

PELANGGAN LOYAL
Konsumen yang terus-menerus membeli produk kita merupakan pelanggan yang loyal. Pelanggan loyal sangatlah besar artinya bagi perusahaan. Selain terjadi retention buying oleh pelanggan itu sendiri, mereka juga akan melakukan word of mouth secara otomatis terhadap orang-orang terdekatnya untuk mengikuti mereka memakai produk kita.
Pelanggan yang loyal akan selalu membeli produk kita, bahkan seringkali tanpa mempertimbangkan lagi berapa harga yang harus mereka bayar untuk mendapatkan produk kita. Tidak hanya pembelian untuk produk-produk yang telah biasa mereka konsumsi saja, melainkan mereka juga akan mudah kita pengaruhi untuk membeli produk-produk kita yang lain. Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang telah merasa mendapatkan kepuasan dari perusahaan kita. Mereka akan melakukan testimoni positif tentang produk dan perusahaan kita, tanpa kita minta. Word of mouth yang merupakan promosi paling efisien dan efektif telah berlangsung dengan sendirinya. Biaya promosi akan dapat kita tekan, dengan memiliki pelanggan yang loyal. Dengan demikian, peningkatan penjualan tidak hanya berasal dari pelanggan perusahaan tersebut, tetapi juga dari konsumen-konsumen baru yang dibawa oleh pelanggan kita. Harapan kita, konsumen baru yang dibawa oleh pelanggan loyal kita tadi, juga akan melakukan word of mouth atas kepuasannya terhadap produk dan layanan perusahaan kita, dan begitu seterusnya sehingga penjualan perusahaan meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan biaya.

KEPUASAN PELANGGAN
Kepuasan pelanggan dapat dilihat dari harapan dan kenyataan yang mereka terima. Apabila kenyataan yang mereka terima lebih rendah value-nya daripada harapannya, tidak mungkin mereka akan datang untuk membeli produk kita lagi. Kepuasan akan terjadi bila kenyataan sama dengan harapan. Lebih hebat lagi bila kita bisa menyajikan rasa ‘sangat puas’ pada pelanggan kita, dengan memberikan kenyataan yang jauh lebih tinggi value-nya daripada apa yang mereka harapkan dari  perusahaan kita.
Ada beberapa implikasi kepuasan terhadap perilaku purna pembelian, diantaranya loyalty, switch, dan paymore,. Seperti telah dijelaskan di atas, pelanggan yang punya rasa ‘sangat puas’ dari membeli produk kita pasti akan  menjadi pelanggan loyal. Pelanggan yang loyal akan meningkatkan penjualan perusahaan dan bahkan akan membantu perusahaan mengurangi biaya promosi. Selain itu, pelanggan yang sangat puas pasti juga bersedia ‘membayar lebih’ (paymore) untuk memperoleh produk kita. Sebaliknya, konsumen yang tidak puas, akan dengan mudah switch atau pindah mengkonsumsi produk dari pesaing kita.

PELAYANAN PRIMA
Pelayanan Prima adalah pelayanan terbaik yang diberikan sesuai standar mutu yang memuaskan dan sesuai atau melebihi harapan pelanggan. Seorang pakar service excellence mengemukakan pendekatan 3A untuk menerapkan pelayanan yang prima, yaitu Attitude (sikap), Attention (perhatian), dan Action (tindakan).
Pelayanan prima yang diberikan kepada pelanggan dengan menggunakan pendekatan Attitude (sikap), meliputi tiga hal pokok, yaitu penampilan yang sopan dan serasi, berpikiran positif, sehat dan logis; dan sikap menghargai. Pelayanan terbaik yang diberikan kepada pelanggan berdasarkan pendekatan Attention (perhatian), juga mencakup tiga hal pokok, yaitu mendengarkan dan memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan pelanggan; mengamati dan menghargai perilaku para pelanggan; dan mencurahkan perhatian penuh kepada pelanggan.
Pendekatan Action (tindakan) lebih memperhatikan pada 5 hal pokok, yaitu  mencatat setiap pesanan pelanggan, mencatat kebutuhan pelanggan, menegaskan kembali kebutuhan pelanggan, mewujudkan  kebutuhan pelanggan, dan menyatakan terima kasih dengan harapan mereka semakin puas dengan apa yang kita lakukan.
Ketiga pendekatan itulah yang minimal harus kita lakukan untuk mewujudkan pelayanan yang prima kepada pelanggan kita. Dengan kualitas produk yang mampu bersaing dengan produsen lain, ditambah dengan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan, maka pelanggan akan ’semakin cinta’ dengan kita. Dengan demikian, mereka akan terus dan terus membeli, serta akan menarik orang lain untuk ikut membeli produk perusahaan kita. Biaya promosi akan dapat ditekan, penjualan akan terus meningkat, sehingga profitabilitas perusahaan akan semakin tinggi. Semoga bermakna!

MANAJEMEN STRES



Merapi sudah mereda, tetapi dampaknya belumlah reda. Pengungsi masih tersebar di berbagai penampungan, tempat tinggal yang layak masih mereka harapkan, sementara mata pencaharian bagi beberapa pengungsi tidak lagi dimiliki karena lahan pertanian tidak memungkinkan untuk digarap. Kondisi tersebut pada akhirnya dapat berdampak pada munculnya penyakit fisik dan gangguan jiwa  atau stres. Tetapi tidak selamanya stres membawa dampak negatif. Apabila kita mampu mengelola stres dengan baik, maka stres tersebut akan memberi dampak positif pada perilaku dan kehidupan kita.

Apa sebenarnya ‘stres’ itu?
Menurut literatur, stres adalah suatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Dari pengertian tersebut, jelas bahwa stres dikaitkan dengan peluang, kendala, dan tuntutan serta ada ketidakpastian mengenai hasil dimana hasilnya adalah sesuatu yang memang penting.
Dilihat dari sisi peluang, stres mempunyai nilai positif. Dalam kondisi yang ‘mencekam’ ini terjadi peningkatan kesadaran manusia untuk selalu bekerjasama dan saling membantu. Kondisi di pengungsian tak beda jauh, mereka tinggal berkelompok, bekerjasama, dan saling membantu. Sedangkan, mereka yang tidak terkena musibah, banyak memberikan bantuan dalam berbagai bentuk secara ikhlas.
Stres dikaitkan juga dengan kendala dan tuntutan. Kendala adalah kekuatan yang mencegah seseorang dari melakukan sesuatu yang diinginkannya. Jelas bahwa mereka para pengungsi memiliki banyak kendala untuk melakukan sesuatu yang menjadi keinginannya. Sebagian dari mereka merasa sudah tidak punya apa-apa lagi. Mereka tidak punya ‘modal’ lagi untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian secara otomatis, mereka kehilangan juga sesuatu yang sangat diinginkan, yang kita sebut sebagai tuntutan. Dalam suasana seperti ini, mereka pasti menghadapi ketidakpastian dalam kehidupannya di masa mendatang.

Apakah konsekuensi stres itu?
Stres membawa konsekuensi pada gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku seseorang. Meningkatnya jumlah orang yang sakit di tempat pengungsian, seperti: sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan berbagai penyakit lainnya merupakan gejala fisiologis. Gejala psikologis terlihat dari adanya pengungsi yang mengalami gangguan jiwa, depresi, ketegangan, kecemasan, kebosanan, serta emosional yang tinggi. Sedangkan gejala stres yang dikaitkan dengan perilaku dapat terlihat dari perubahan pola makan, perubahan pola tidur, meningkatnya konsumsi merokok bagi para perokok, berpindah-pindah tempat pengungsian atas kehendak sendiri, dan sikap yang terlihat ‘nglokro’ ataupun bermalas-malasan.
Supaya ketiga gejala yang memang sudah muncul ini tidak berkepanjangan maka stres harus dikelola, baik oleh para individunya sendiri maupun oleh lembaga terkait.

Bagaimana mengelola stres itu?
Setiap manusia dapat memikul tanggungjawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Menurut Stephen P. Robbins, strategi individu yang telah terbukti efektif adalah dengan manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, relaksasi, dan perluasan jaringan dukungan sosial.
Sebagian pengungsi tetap menjalankan kegiatan yang biasa mereka kerjakan sebelumnya, seperti memberi makan ternak, memasak, membersihkan tempat pengungsian dan lainnya. Disadari atau tidak, mereka sudah memiliki rutinitas layaknya mengenal ‘ilmu manajemen waktu’ dengan baik. Tentu saja tidak demikian halnya bagi yang mengalami stres tingkat tinggi. Mereka justru tidak mampu melakukan apapun.
Peningkatan latihan fisik dan relaksasi sangat mendukung untuk mengurangi stres. Melakukan senam pagi bersama-sama sangat baik bagi pengungsi. Aerobik sebagai salah satu bentuk latihan fisik dapat meningkatkan kapasitas jantung, menurunkan laju detak jantung, memberikan suatu pengalihan mental dari suatu tekanan, dan menawarkan suatu cara untuk ‘melepas energi’. Kegiatan yang biasanya diakhiri dengan relaksasi ini dapat membantu seseorang untuk mengurangi tingkat stresnya. Selain mengikuti latihan fisik, alangkah baiknya juga bila mereka bersedia menghadiri segala macam kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas seniman, spiritual, dan berbagai komunitas lain yang bertujuan untuk memberikan pencerahan batin kepada mereka.
Memperluas jaringan dukungan sosial juga merupakan suatu cara untuk mengurangi ketegangan. Hal ini dilakukan dengan memiliki teman, keluarga, ataupun saudara yang mampu mendengar masalah-masalah mereka. Untuk itu, kita dapat membantu mereka dengan cara mendekati dan mendengarkan cerita mereka, tanpa ikut banyak bercerita. Dukungan sosial untuk mereka terlihat pada sinergi antara pemerintah, relawan, donatur, dan para korban sendiri. Tanpa ada kerjasama yang baik di antara mereka, akan semakin banyak korban gangguan jiwa. Penumbuhan harapan bagi mereka untuk kembali ke kehidupan normal dengan berbagai kebijakan, seperti pembangunan shelter, pembelian ternak, ganti rugi hasil pertanian, dan lainnya, tentu akan sangat membantu mereka terhindar dari stres.
***

INVESTASI SDM DI MASA SULIT, MUNGKINKAH?


 
Seperti diberitakan dalam Bisnis Indonesia minggu kedua bulan ini bahwa korban pemutusan hubungan kerja (PHK) terus bertambah hingga mencapai 52.954 orang per 5 Juni 2009, dengan jumlah pekerja yang dirumahkan sebanyak 22.440 orang. Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), PHK tersebut terjadi sebagai dampak dari krisis ekonomi global. Melemahnya pasar internasional akibat krisis ekonomi global telah berdampak pada sektor riil Indonesia terutama industri yang berorientasi ekspor yang banyak menyerap tenaga kerja. Dewasa ini sektor industri nasional tidak hanya menghadapi masalah penurunan harga jual dan permintaan, tetapi juga menghadapi masalah peningkatan biaya bahan baku khususnya impor akibat merosotnya kurs rupiah, sehingga tidak ada pilihan bagi industri nasional selain mengurangi volume produksi yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja, baik dengan melakukan PHK maupun merumahkan sementara karyawannya.
Fenomena di atas menggambarkan kesulitan dunia usaha saat ini dalam mengelola perusahaannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis keuangan selalu berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat, sehingga permintaan perusahaan turun dan berkonsekuensi pada jumlah produksi yang juga pasti turun. Dampak dari rentetan peristiwa itu adalah pengurangan tenaga kerja sebagai prioritas utama untuk menyelamatkan perusahaan. Dr. H. Achmad S. Ruky, seorang praktisi manajemen sumber daya manusia Indonesia senior mengemukakan bahwa krisis berkepanjangan ini juga akan berdampak pada makin terpuruknya kualitas SDM. Keterpurukan kualitas SDM disebabkan adanya pengurangan anggaran perusahaan untuk kegiatan pelatihan tenaga kerjanya dengan alasan menekan biaya demi survival perusahaan. Hal ini berarti akan ada kemunduran dalam usaha peningkatan kualitas SDM sektor bisnis oleh para pelakunya sendiri.
Bagaimana dengan pekerja yang masih dipertahankan oleh perusahaan? Apakah mereka masih mendapatkan harapan untuk peningkatan kesejahteraan hidupnya? Atau justru sebaliknya, mereka terancam untuk menunggu giliran PHK berikutnya?

Peran Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang paling penting bagi suatu organisasi, walaupun sebagian besar orang berpendapat bahwa financial resource dan informational resource memegang peran yang tidak kalah pentingnya untuk kesuksesan sebuah organisasi. Namun demikian, hampir semua pimpinan perusahaan besar dan modern sekarang mengakui bahwa yang paling sulit diperoleh dan dikelola adalah human resource yaitu “sumberdaya manusia/modal insani” yang mempunyai kualitas yang “pas” dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Optimalitas penggunaan financial resource dan informational resource dalam sebuah perusahaan sangat tergantung pada skill, knowledge, dan attitude yang dimiliki karyawannya. Hal ini didukung oleh pernyataan Robert McLean dalam bukunya Performance Measures in the New Economy bahwa “Sebuah perusahaan yang kehilangan semua peralatannya tetapi tetap memiliki semua keahlian dan pengetahuan yang dimiliki karyawannya dapat kembali ke bisnisnya setiap saat. Tetapi sebuah perusahaan yang kehilangan semua orangnya walaupun tetap memiliki semua peralatannya tidak pernah dapat kembali”. Hal ini menggambarkan betapa besarnya peran SDM dalam sebuah perusahaan.
Dengan demikian merupakan suatu keharusan untuk memberikan perhatian lebih pada kualitas pekerja bagi perusahaan yang ingin tetap survive saat menghadapi terjangan krisis dan persaingan yang semakin keras ini. Teknologi, peralatan, dan sarana prasarana produksi sangat mudah dibeli untuk ditiru oleh perusahaan lain. Modal uang juga mudah diperoleh dengan semakin banyaknya lembaga keuangan yang berebut mencari nasabah. Namun, hal itu tidak akan terjadi dengan mudah pada sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Karyawan memiliki karakteristik yang unik daripada sumberdaya lainnya. Karyawan merupakan satu-satunya aset perusahaan yang tergolong ‘benda hidup’, yang selalu berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini sebagai pegangan. Keunikan karyawan juga dicerminkan oleh bentuk kekuatan skill, knowledge, dan attitude yang mereka terapkan dalam bekerja.

Investasi SDM
Oleh karena SDM memegang peran utama dalam kesuksesan sebuah perusahaan, maka setiap perusahaan harus melakukan investasi pada bidang ini. Investasi SDM sering didefinisikan sebagai pengorbanan sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi. Dana yang ditanamkan dalam bidang SDM ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap kerja pekerja sehingga berdampak pada peningkatan kualitas SDM yang dimiliki perusahaan. Peningkatan kualitas SDM akan berdampak pada peningkatan produktivitas karyawan. Peningkatan produktivitas karyawan akan diikuti dengan peningkatan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dengan meningkatnya produktivitas perusahaan berarti penghasilan perusahaan juga akan semakin meningkat.
Pendidikan dan pelatihan karyawan merupakan salah satu bentuk investasi SDM guna peningkatan kualitas tenaga kerja. Tenaga kerja yang terdidik dan terlatih pastilah akan memiliki ketrampilan dan pengetahuan tinggi sehingga mereka akan bekerja secara efektif dan efisien, apalagi dengan dukungan attitude yang sesuai dengan kepribadian perusahaannya. Sebagian  pimpinan sependapat bahwa untuk menciptakan SDM berkualitas pastilah diperlukan dana yang tidak sedikit. Mereka yang berasumsi semacam itu akan mengambil keputusan untuk menghilangkan anggaran pengembangan karyawan, khususnya bagi kebanyakan perusahaan yang saat ini sedang terpuruk akibat krisis keuangan global. Pengembangan karyawan adalah biaya bagi perusahaan, sehingga harus dipangkas ketika penyusunan anggaran perusahaan. Alasan tradisionalnya adalah tidak adanya pengeluaran yang dapat dihilangkan atau ditekan selain dana yang berhubungan dengan bidang ketenagakerjaan.
Sekilas keputusan tersebut dapat dibenarkan. Tetapi, benarkah anggapan bahwa pengembangan karyawan itu selalu membutuhkan dana? Kalau benar demikian, berarti tidaklah mungkin  bagi perusahaan untuk melakukan investasi SDM di saat sulit seperti sekarang ini. Jangankan untuk mengikutsertakan karyawan dalam program pendidikan dan pelatihan, untuk membayar gaji karyawan saja perlu perhitungan yang lebih ‘njlimet’ supaya gaji terus dapat dibayarkan secara kontinyu.
Namun demikian, apakah kondisi perusahaan tidak semakin sulit bila karyawan yang ada tidak ditingkatkan kualitasnya karena keterbatasan dana perusahaan? Seharusnya perusahaan masih tetap melakukan investasi SDM walaupun perusahaan berada dalam masa kesulitan finansial. Apabila melihat kembali tujuan yang ingin dicapai dari investasi SDM maka dapat kita temukan sebuah metode pengembangan yang tidak perlu dana. Seperti telah disebutkan di atas bahwa tujuan investasi SDM adalah untuk peningkatan kualitas, yang secara garis besar dapat digolongkan menjadi peningkatan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap pekerja. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan pekerja dapat dilakukan dengan bimbingan karyawan yang lebih senior di bidang kerja bersangkutan. Memang nampaknya mudah, tetapi proses transfer ketrampilan dan pengetahuan ini tidak akan berjalan lancar tanpa unsur kepercayaan dari kedua belah pihak. Penanaman kepercayaan akan kemampuan karyawan senior untuk memberikan bimbingan kepada yang lebih yunior merupakan tugas seorang pemimpin. Untuk peningkatan attitude karyawan, diperlukan contoh nyata tentang kebiasaan, perilaku, dan sikap atasannya. Biasanya karyawan memiliki kecenderungan untuk mengamati apa saja yang dilakukan oleh atasannya. Hal-hal yang dapat ditiru, khususnya yang mendukung kepentingan individunya, pasti akan ditirunya. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa pimpinan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas SDM, khususnya bila tidak tersedia cukup dana untuk pengembangan karyawannya. Semoga bermakna.